Hehe..sapa yang belom tau
acara cerdak nya majalah story teenlite magazine?kalau belum tau sini neh aku
kasih tau..^^
Cerdak alias Cerita Mendadak diadakan setiap bulan dan woro woronya ada di grup facebook official majalah story sendiri lho sob..^^
ide kreatif disusun oleh bunda story Reni Erina,jadi sob kita Cuma mengembangkan isi ceritanya aja neh..
pemenang akan diumumkan setiap bulan menjelang majalah story terbit,dan naskah juga akan dimuat di majalah tersebut...u,u
eiit..gak usah khawatir sob,kita juga dapet honor kalau kita menang...hehe :D (hanya ada dua pemenang)
nah,saya juga ikutan..tapi kagak menang..-_- neh dia naskah milik saya..huehe..selamat menikmati ya sob..^^
Cerdak alias Cerita Mendadak diadakan setiap bulan dan woro woronya ada di grup facebook official majalah story sendiri lho sob..^^
ide kreatif disusun oleh bunda story Reni Erina,jadi sob kita Cuma mengembangkan isi ceritanya aja neh..
pemenang akan diumumkan setiap bulan menjelang majalah story terbit,dan naskah juga akan dimuat di majalah tersebut...u,u
eiit..gak usah khawatir sob,kita juga dapet honor kalau kita menang...hehe :D (hanya ada dua pemenang)
nah,saya juga ikutan..tapi kagak menang..-_- neh dia naskah milik saya..huehe..selamat menikmati ya sob..^^
Bebe VS Nami
Hari ini Andhika
lagi senyum senyum
sendiri dikamarnya. Berulang kali ia goyangkan celengan ayamnya yang sudah memberat
dan mencoba menerka berapa banyak uang yang telah dikumpulkannya selama ini. Sesekali bunyi gemerincing yang ditimbulkan goyangan celengan ayam membuat
risih orang yang mendengarnya.
“Ugh,bunyi apaan sih itu?”Niko muncul dari balik pintu kamar mendengar bunyi gemerincing itu.
“Hehe,kakak.”
“Jadi nih beli bebe?” Niko tersenyum melihat andhika mengelus celengan ayamnya.
“Ehm, katanya mau bantuin Nami?” lanjut Niko.
Bayangan sebuah bebe hilang berubah menjadi wajah Nami. Andika teringat ketika Niko dan dirinya mengantar Nami pulang ke rumahnya yang juga menjelma sebagai rumah singgah bagi anak yatim piatu dan terlantar.
“Gimana kalo uang yang terkumpul kamu sumbangin buat anak-anak di rumah singgah itu?itung-itung amal plus bahagiain Nami juga kan? lagian 2 hari lagi ada hari anak nasional.” ucap Niko sambil beranjak meninggalkan kamar. Andhika mulai berfikir antara bebe dan Nami. Andhika iri melihat temannya asyik ber bbm an dengan alat komuikasi canggih itu,di sisi lain Andhika ingin membahagiakan Nami,pacarnya. Aih,fikiran Andhika menjadi kalut.
“Ugh,bunyi apaan sih itu?”Niko muncul dari balik pintu kamar mendengar bunyi gemerincing itu.
“Hehe,kakak.”
“Jadi nih beli bebe?” Niko tersenyum melihat andhika mengelus celengan ayamnya.
“Ehm, katanya mau bantuin Nami?” lanjut Niko.
Bayangan sebuah bebe hilang berubah menjadi wajah Nami. Andika teringat ketika Niko dan dirinya mengantar Nami pulang ke rumahnya yang juga menjelma sebagai rumah singgah bagi anak yatim piatu dan terlantar.
“Gimana kalo uang yang terkumpul kamu sumbangin buat anak-anak di rumah singgah itu?itung-itung amal plus bahagiain Nami juga kan? lagian 2 hari lagi ada hari anak nasional.” ucap Niko sambil beranjak meninggalkan kamar. Andhika mulai berfikir antara bebe dan Nami. Andhika iri melihat temannya asyik ber bbm an dengan alat komuikasi canggih itu,di sisi lain Andhika ingin membahagiakan Nami,pacarnya. Aih,fikiran Andhika menjadi kalut.
Sore itu Andhika
pergi ke rumah
Nami. Dilewatinya sebuah counter hape,timbullah keinginannya untuk membeli bebe. Asyik ya punya bebe, bisa bbm an sama
temen, fiturnya oke lagi. Gumam Andika dalam hati. Tak lama kemudian sampailah Andhika di sebuah rumah
dengan papan nama besar bertuliskan “rumah singgah
pelangi”. Sebelum Andhika mengucapkan salam muncullah
segerombolan anak- anak kecil berlari
menyambut kedatangan andhika.
“Mas Andhika pasti lagi cari mbak Nami ya?” ucap seorang bocah berkepala botak.
“Wah, Ririn juga mau suatu saat punya pacar kaya mas Andhika.” ucap lagi seorang bocah perempuan sembari menggelayut lengan kanan Andhika, Andhika hanya tersenyum. Nami keluar dari balik pintu setelah menyadari kedatangan Andhika.
“Eh, Andhika.”
“Emm say, mereka unyu banget ya” sahut Andhika sembari mengusap kepala seorang anak perempuan yang menggelayut lengan kanannya. sesaat Andhika memandang sekelilingnya, Andhika melihat senyuman anak-anak yang mengembang sempurna yang tak akan ia dapati di antara anak-anak dekil di sela-sela lalu lalangnya kendaraan menengadahkan tangan. Hati andhika tersentuh, Andhika menyukai senyum anak-anak yang selalu terkembang itu.
“Dika? sekarang kita mau kemana?” suara Nami yang lembut membangunkan Andhika dari lamunannya.
“kita, main sama anak-anak aja ya say” Nami tersenyum, senyuman yang selalu menggetarkan hati Andhika.
“Mas Andhika pasti lagi cari mbak Nami ya?” ucap seorang bocah berkepala botak.
“Wah, Ririn juga mau suatu saat punya pacar kaya mas Andhika.” ucap lagi seorang bocah perempuan sembari menggelayut lengan kanan Andhika, Andhika hanya tersenyum. Nami keluar dari balik pintu setelah menyadari kedatangan Andhika.
“Eh, Andhika.”
“Emm say, mereka unyu banget ya” sahut Andhika sembari mengusap kepala seorang anak perempuan yang menggelayut lengan kanannya. sesaat Andhika memandang sekelilingnya, Andhika melihat senyuman anak-anak yang mengembang sempurna yang tak akan ia dapati di antara anak-anak dekil di sela-sela lalu lalangnya kendaraan menengadahkan tangan. Hati andhika tersentuh, Andhika menyukai senyum anak-anak yang selalu terkembang itu.
“Dika? sekarang kita mau kemana?” suara Nami yang lembut membangunkan Andhika dari lamunannya.
“kita, main sama anak-anak aja ya say” Nami tersenyum, senyuman yang selalu menggetarkan hati Andhika.
Malam itu Andhika
terbayang anak-anak di rumah singgah.
Terpikir olehnya andaikan ia dapat memberikan
sesuatu untuk mereka, tidak hanya
anak-anak saja yang senang akan
tetapi juga dapat membahagiakan Nami.Tring...telepon jadul Andhika
berbunyi.
“Halo Dika? jadi beli bebe? Hayya,temen yang lain uda punya bebe tuh.Kamu gak iri?” aish, pasti suara Engkong Chin Yen pemilik counter hape di blok sebelah. Keliatan dari logat tionghoanya.
“ Hayya,Engkong saranin kalau beli bebe di counter Engkong aja. Di counter yang lain mahal.” Andhika langsung ingat rencananya membeli bebe.
“Kong, Dika gak jadi beli bebe deh”
“Hayya, ini Engkong kasih diskon yang besar” terbesit wajah Nami dan anak-anak di rumah singgah sehingga bayangan bebe dan Nami berputar-putar membuatnya sedikit pusing.
“Maaf kong, Dika gak bisa” klik,Andhika memutuskan komunikasinya dengan Engkong Chin Yen. Hhh..semoga ini yang terbaik,ucap Andhika dalam hati.
“Halo Dika? jadi beli bebe? Hayya,temen yang lain uda punya bebe tuh.Kamu gak iri?” aish, pasti suara Engkong Chin Yen pemilik counter hape di blok sebelah. Keliatan dari logat tionghoanya.
“ Hayya,Engkong saranin kalau beli bebe di counter Engkong aja. Di counter yang lain mahal.” Andhika langsung ingat rencananya membeli bebe.
“Kong, Dika gak jadi beli bebe deh”
“Hayya, ini Engkong kasih diskon yang besar” terbesit wajah Nami dan anak-anak di rumah singgah sehingga bayangan bebe dan Nami berputar-putar membuatnya sedikit pusing.
“Maaf kong, Dika gak bisa” klik,Andhika memutuskan komunikasinya dengan Engkong Chin Yen. Hhh..semoga ini yang terbaik,ucap Andhika dalam hati.
Hari ini Andhika
dan Niko datang ke
rumah singgah pelangi membawa beberapa kardus mi
instan dan karung
beras. Seperti biasa
anak-anak penghuni rumah singgah
langsung berebut keluar melihat Andhika datang.
“Mbak Nami, mas Andhika datang” teriak bocah perempuan yang kemarin menggelayut manja pada Andhika. Nami keluar dari balik pintu.
“Dika? ini semua..” Nami takjub melihat beberapa kardus mi instan. “Ini semua buat anak-anak disini. aku harap kalian semua senang.” Nami hanya tersenyum, senyum yang seperti biasa menggetarkan hati Andhika.
“Nami, kamu cantik sekali” ucap Andhika diiringi suitan kecil anak-anak penghuni rumah singgah.
“Mbak Nami, mas Andhika datang” teriak bocah perempuan yang kemarin menggelayut manja pada Andhika. Nami keluar dari balik pintu.
“Dika? ini semua..” Nami takjub melihat beberapa kardus mi instan. “Ini semua buat anak-anak disini. aku harap kalian semua senang.” Nami hanya tersenyum, senyum yang seperti biasa menggetarkan hati Andhika.
“Nami, kamu cantik sekali” ucap Andhika diiringi suitan kecil anak-anak penghuni rumah singgah.
Karya : Desy setyorini.
Ide cerita oleh : Bunda Reni (Reni Erina) pemred majalah story teenlit magazine..^^
Cerdak Juni 2013..
Ide cerita oleh : Bunda Reni (Reni Erina) pemred majalah story teenlit magazine..^^
Cerdak Juni 2013..